Zhao Gu adalah seorang penyair dari Dinasti Tang (618-907).
Dia sangat berbakat dalam menulis puisi dan dielu-elukan oleh Du Mu, seorang penyair
terkenal.
Saat itu, ada juga penyair lain yang bernama Chang Jian,
yang juga pandai menulis puisi, tapi dia juga sangat mengagumi karya Zhao Gu.
Suatu hari, Zhao Gu pergi ke Suzhou, dan Chang Jian kebetulan juga tinggal di
Suzhou. Mendengar berita tersebut, Chang Jian sangat gembira, dan berkata pada
dirinya sendiri, “Ini adalah kesempatan bagus yang tidak boleh saya lewatkan.
Saya harus meminta Zhao Gu untuk membuat beberapa puisi yang bagus "
Namun, dia tidak tahu bagaimana caranya agar Zhao Gu mau
menulis puisi. Tiba-tiba, dia memikirkan Kuil Lingyan, sebuah tempat yang
menakjubkan di Suzhou. Sekarang Zhao Gu tiba di Suzhou, dia pasti akan mengunjungi
Kuil Lingyan. Jika aku menulis setengah puisi di Kuil, mungkin bisa
membangkitkan semangat Zhao Gu untuk menyelesaikan puisi itu. Kemudian, Chang
Jian menulis dua baris puisi di dinding Kuil Lingyan secara diam-diam.
Sesuai prediksi Chang Jian, Zhao Gu benar-benar mengunjungi
Kuil Lingyan keesokan harinya. Melihat hanya ada dua baris puisi di dinding,
dia pikir itu sangat tidak wajar, lalu ia menambahkan dua baris lagi agar puisi
tersebut lengkap. Chang Jian sengaja menggunakan dua kalimat yang tidak terlalu
bagus untuk agar bisa dilengkapi oleh puisi indah nya Zhao Gu. Seseorang
berkata trik yang digunakan Chang Jian ini seperti melempar batu bata untuk
mengundang batu giok.
*Orang menggunakan pepatah ini untuk mendeskripsikan tulisan
dangkal dan jelek yang memancing orang lain untuk menyempurnakan tulisan
tersebut. Pepatah ini juga sering digunakan untuk menyatakan kesopanan.
No comments:
Post a Comment