Sunday, August 30, 2020

投笔从戎 (tóu bǐ cóng róng) - Meletakan pena, Mengambil pedang

 


投笔从戎
tóu bǐ cóng róng
Meletakan pena, Mengambil pedang

Ada seseorang bernama Ban Chao di Dinasti Han Timur (25-220).

Sebagai seorang sarjana, Ban Chao ingin menjadi orang yang berpengetahuan. Karena keluarganya miskin di Kota Xianyang, Provinsi Shaanxi, dia kemudian pindah ke Kota Luoyang di Provinsi Henan untuk mencari nafkah.

Karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, Ban Chao pergi ke organisasi pemerintah dan menyalin dokumen untuk mendapatkan uang. Dia menggunakan gajinya untuk memberi makan dirinya dan ibunya yang sudah tua, kehidupannya sangat sulit.

Suatu hari, dia merasa pekerjaan menyalin dokumen sangat membosankan, ia merasa tidak ingin lagi menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja. Dia berkata, “Orang hebat harus belajar dari Fu Jiezi dan meniru Zhang Qian, mereka mendapat pahala di tempat terpencil untuk memenangkan gelar bangsawan.”

Lalu ia membuang kuas tulisnya, dan bergabung dengan tentara. Kemudian, dia akhirnya menjadi seorang jenderal yang diperintahkan untuk mempertahankan Wilayah Barat selama 31 tahun, ia bahkan mengalahkan pemberontakan yang dilakukan oleh bangsawan Hun beberapa kali, dan menjadi seorang jenderal terkenal di Dinasti Han Timur.

Cerita ini berasal dari Kronik Akhir Dinasti Han: Biografi Ban Chao. Pepatah ini mengibaratkan para sarjana yang berhenti belajar akademis untuk bergabung dengan tentara.


水落石出 (shuǐ luò shí chū) - Air Surut, Batu Muncul

 


水落石出 

(shuǐ luò shí chū)

Air Surut, Batu Muncul


Dahulu kala, ada seorang wanita yang juga seorang istri yang sangat baik hati, yang selalu dengan sukarela membantu mereka yang membutuhkan. Namun, suaminya selalu curiga istrinya melakukan hal-hal buruk.

Suatu hari dua bocah laki-laki kakak-beradik, yang kehilangan orang tuanya, datang ke keluarga ini dari tempat yang sangat jauh. Iba melihat mereka, wanita tersebut mengizinkan mereka tinggal di rumah.

Musim dingin tiba, dan angin dingin bertiup. Suatu hari, salju turun dengan lebatnya. Pada hari yang begitu dingin, dua kakak beradik itu sangat kedinginan hingga gemetaran karena pakaian mereka sudah rusak dan banyak yang bolong. Melihat mereka kedinginan, wanita itu  merasa kasihan lalu meminta mereka untuk masuk ke kamar untuk mengganti pakaian mereka sehingga dia memperbaiki pakaiannya sehingga mereka bisa tetap hangat.

Saat itu kebetulan suaminya pulang ke rumah dan langsung marah karena melihat dua laki-laki tidak memakai pakaian, dia merasa kecurigaannya selama ini benar. Suami nya itu langsung membanting pintu dan pergi.

Setelah sang suami kembali ke rumah, sang istri mengatakan kepadanya, “aku hanya ingin membantu mereka, tidak ada maksud lain. kamu tidak perlu meragukan ini atau itu. Pada akhirnya kamu akan tau kebenarannya, seperti batu yang akan muncul secara alami setelah air surut”

Cerita ini berasal dari Puisi Kuno: Yange Xing. Pepatah ini memiliki arti bahwa kebenaran akan muncul saat waktunya tiba.


熟能生巧 (shú néng sheng qiǎo) - Latihan Membuat Sempurna

 


熟能生巧 
(shú néng sheng qiǎo)
Latihan Membuat Sempurna

Ada seorang pemanah hebat bernama Chen Yaozi di Dinasti Song Utara (960-1127).

Suatu hari, dia berlatih memanah di rumah nya dan berhasil menancapkan 9 dari 10 anak panah pada target. Para penonton bertepuk tangan dan berseru, "Pemanah yang hebat!" Chen Yaozi pun merasa sangat senang dan bangga dengan dirinya sendiri. Namun, seorang pedagang tua yang menjual minyak nabati hanya tersenyum dan memberikan respon yang biasa-biasa saja.

Lantas Chen Yaozi sangat marah, lalu bertanya “Apakah Anda juga seorang pemanah? Bagaimana pendapat Anda mengenai cara saya memanah? ” Pedagang itu menjawab dengan jujur, “Saya tidak tahu soal memanah. Tapi Anda melakukannya dengan baik. Namun, tidak ada rahasia apapun dalam memanah. Latihanlah yang membuatnya sempurna.” Chen Yaozi menjadi sangat marah, “Apa keahlianmu sehingga berani nya kau meremahkan keahlian memanah ku? ”

Lalu si pedagang itu mengambil tempat minyak, ditempatkan di tanah, lalu menaruh koin tembaga dengan lubang persegi di atas tempat minyak tersebut. Setelah itu dia menuangkan minyak dari sendok kayu ke dalam tempat tersebut tanpa menumpahkan setetes minyakpun pada koin itu. Orang-orang yang menyaksikan pedagang tersebut langsung bertepuk tangan dan bersorak-sorai, namun si pedagang tersebut berkata “Tidak ada yang spesial dari yang kulakukan ini, aku hanya telah terbiasa melakukannya”

Chen Yaozi pun menjadi merasa sangat malu. Sejak saat itu, dia tidak pernah sombong lagi dengan keahlian memanahnya.

Cerita ini berasal dari Catatan Kehidupan Desa yang ditulis oleh Ouyang Xiu. Pepatah ini kemudian sering digunakan sebagai pengingat bahwa dengan latihan, seseorang dapat menjadi ahli.


破釜沉舟 (pò fǔ chén zhōu) - Memecahkan Panci, Menenggelamkan Perahu

 


破釜沉舟 
(pò fǔ chén zhōu)
Memecahkan Panci, Menenggelamkan Perahu

Hu Hai adalah kaisar kedua dari Dinasti Qin (221 SM-206 SM). Dia mengirim Jenderal Senior Zhang Han untuk mengalahkan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Chen Sheng dan Wu Guang, lalu kemudian menyerang Negara Bagian Zhao setelah menyeberangi Sungai Kuning.

Raja Negara Zhao tidak bisa melawan tentara Qin lalu meminta dukungan dari Negara Chu. Raja Negara Chu setuju, dan menunjuk Song Yi sebagai jenderal dan Xiang Yu sebagai asisten untuk menyelamatkan Negara Zhao. Ketika tentara Chu tiba di Anyang, Song Yi malah menahan prajuritnya selama 46 hari berturut-turut. Saat itu musim dingin yang parah dengan angin dingin dan salju tebal. Para prajurit kedinginan dan lapar, tetapi Song Yi hanya mempedulikan dirinya sendiri, padahal pasukannya sedang mederita.

Xiang Yu, yang tidak tahan melihat kelakuan Song Yi, kemudian membunuhnya. Setelah mengambil alih prajurit, dia segera mengirim 20.000 prajurit untuk menyeberangi Sungai Zhanghe untuk menyelamatkan Negara Zhao. Namun, prajurit tersebut tidak berhasil mendapatkan kemenangan besar, jadi Xiang Yu turun langsung untuk memimpin pasukan saat menyeberangi Sungai Zhanghe.

Saat tiba di darat, Xiang Yu memerintahkan prajuritnya untuk menenggelamkan semua perahu, memecahkan semua panci ​​dan membawa persediaan makanan kering hanya untuk tiga hari, dia memberi tahu para prajurit bahwa sudah tidak bisa mundur, maka jalan satu-satu nya agar bisa kembali adalah memenangkan pertempuran.

Melihat perahu-perahu itu telah tenggelam, panci-pancinya telah pecah, dan tidak ada lagi yang tersisa, semua prajurit bersiap untuk bertempur tanpa mempedulikan nyawa mereka.

Saat bertemu dengan tentara Qin, tentara Chu segera menyerang tentara Qin dengan berteriak keras-keras menunjukan betapa mereka sangat siap untuk bertempur. Meskipun pasukan Qin telah memenangkan banyak pertempuran, mereka belum pernah melihat pasukan yang begitu tak kenal takut dan membua mereka ketakutan hingga mereka berbalik dan melarikan diri. Tentara Chu bertempur dengan sangat berani dan akhirnya secara total mengalahkan tentara Qin.

Kisah ini, yang berasal dari Catatan Sejarah: Biografi Xiang Yu, idiom ini kemudian sering digunakan unuk memperingatkan kita agar pantang menyerah, dan terus bulatkan tekad serta mengerahkan seluruh tenaga untuk mencapai impian.


Thursday, August 27, 2020

抛砖引玉 (pāo zhuān yǐn yù) - Melemparkan Batu Bata Untuk Mengundang Giok

 




抛砖引玉 
(pāo zhuān yǐn yù) 
Melemparkan Batu Bata Untuk Mengundang Giok

Zhao Gu adalah seorang penyair dari Dinasti Tang (618-907). Dia sangat berbakat dalam menulis puisi dan dielu-elukan oleh Du Mu, seorang penyair terkenal.

Saat itu, ada juga penyair lain yang bernama Chang Jian, yang juga pandai menulis puisi, tapi dia juga sangat mengagumi karya Zhao Gu. Suatu hari, Zhao Gu pergi ke Suzhou, dan Chang Jian kebetulan juga tinggal di Suzhou. Mendengar berita tersebut, Chang Jian sangat gembira, dan berkata pada dirinya sendiri, “Ini adalah kesempatan bagus yang tidak boleh saya lewatkan. Saya harus meminta Zhao Gu untuk membuat beberapa puisi yang bagus "

Namun, dia tidak tahu bagaimana caranya agar Zhao Gu mau menulis puisi. Tiba-tiba, dia memikirkan Kuil Lingyan, sebuah tempat yang menakjubkan di Suzhou. Sekarang Zhao Gu tiba di Suzhou, dia pasti akan mengunjungi Kuil Lingyan. Jika aku menulis setengah puisi di Kuil, mungkin bisa membangkitkan semangat Zhao Gu untuk menyelesaikan puisi itu. Kemudian, Chang Jian menulis dua baris puisi di dinding Kuil Lingyan secara diam-diam.

Sesuai prediksi Chang Jian, Zhao Gu benar-benar mengunjungi Kuil Lingyan keesokan harinya. Melihat hanya ada dua baris puisi di dinding, dia pikir itu sangat tidak wajar, lalu ia menambahkan dua baris lagi agar puisi tersebut lengkap. Chang Jian sengaja menggunakan dua kalimat yang tidak terlalu bagus untuk agar bisa dilengkapi oleh puisi indah nya Zhao Gu. Seseorang berkata trik yang digunakan Chang Jian ini seperti melempar batu bata untuk mengundang batu giok.

*Orang menggunakan pepatah ini untuk mendeskripsikan tulisan dangkal dan jelek yang memancing orang lain untuk menyempurnakan tulisan tersebut. Pepatah ini juga sering digunakan untuk menyatakan kesopanan.


呕心历血 (ǒu xīn lì xuè) - Memuntahkan Hati, Menumpahkan Darah

 


呕心历血 
(ǒu xīn lì xuè)
Memuntahkan Hati, Menumpahkan Darah

Li He ada seorang penyair yang sangat terkenal dari Dinasti Tang (618-907), sangat berbakat dan sudah mulai menulis artikel dari usia tujuh tahun. Setelah dia dewasa, dia berharap dengan sepenuh hati bahwa kaisar akan menempatkannya pada posisi penting. Namun, dia tidak pernah sukses dalam karir politiknya. Merasa sangat tertekan, dia bertekad membuat puisi untuk meredakan kesedihan.

Setiap dia keluar, dia akan meminta pelayannya untuk membawa sebuah tas. Ketika dia mendapat inspirasi dan ide tentang puisi yang bagus, dia akan langsung menuliskannya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah kembali ke rumah, dia akan memilah dan menyempurnakan drafnya. Ketika ibunya melihat Li He telah menulis begitu banyak puisi, ibunya merasa sedih “Anak ku telah menghabiskan semua energi dan emosinya untuk menulis puisi. Dia tidak akan menyerah sampai dia memuntahkan hatinya. "

Li He meninggal pada usia yang sangat muda yaitu 26 tahun. Selama 26 tahun hidupnya, dia telah meninggalkan lebih dari 240 puisi, yang dia buat dengan mengerahkan seluruh energi di sepanjang hidupnya.

Terinspirasi dari kisah Li He, Han Yu, seorang sastrawan di Dinasti Tang, membuat dua kalimat puisi yaitu – Hati sebagai kertas, Tumpahan darah sebagai tinta - yang artinya bagai menjadikan hati sebagai kertas dan darah untuk menulis artikel.

Cerita ini berasal dari Biografi Li He. Arti aslinya adalah “Menggunakan energi berlebih untuk menulis artikel” tetapi zaman sekarang sering di pakai untuk menggambarkan usaha yang tidak perlu.

 


名落孙山 (míng luò sūn shān) - Peringkat Di Bawah Sun Shan

 


名落孙山 
(míng luò sūn shān)
Peringkat Di Bawah Sun Shan

Dahulu kala ada seseorang bernama Sun Shan dari Dinasti Song (960-1279). Suatu hari, Sun Shan mengikuti ujian kekaisaran, bersama anak tetangganya. Akhirnya, Sun Shan benar-benar berhasil, tetapi namanya menempati urutan terbawah di dalam daftar sedangkan anak tetangganya itu gagal, sehingga si anak tersebut sangat tertekan dan meminta Sun Shan pulang duluan.

Setelah Sun Shan kembali ke rumah, semua tetangganya datang dan mengucapkan selamat atas kesuksesannya. Si tetangga yang anaknya ikut ujian bareng Sun Shan mulai merasa khawatir karena anaknya belum pulang, lalu dia bertanya kepada Sun Shan, “Kenapa anak ku belum pulang? Bagaimana hasil ujian anak ku? " karena Sun Shan orang yang sangat humoris, dia tidak memberikan jawaban langsung, tapi menjawab dengan becanda, "Peringkat terakhir adalah Sun Shan, dan peringkat anak mu ada di belakang Sun Shan." Akhirnya tetangga nya tersebut tersadar bahwa itu berarti anaknya gagal.

Cerita ini diambil dari “A Record of Guoting.” Sekarang, orang menggunakan pepatah ini untuk mengibaratkan kegagalan dalam ujian atau penyeleksian.


Wednesday, August 26, 2020

柳暗花明 (liǔ àn huā míng) - Pohon Willow yang Gelap & Bunga-Bunga yang Cerah

 


柳暗花明 
(liǔ àn huā míng)
Pohon Willow yang Gelap & Bunga-Bunga yang Cerah

Lu You, adalah seorang penyair patriotik di Dinasti Song Selatan (1127-1279), dengan keras menentang Dinasti Jin (265-420) dan keberatan untuk berkompromi. Namun, para menteri yang tidak sependapat berusaha keras untuk menyingkirkannya, dengan terus mengadu kepada kaisar bahwa Lu You hanya menikmati bunga-bunga sambil menulis puisi sepanjang hari, hanya bermalas-malasan saja. Akibatnya, Lu You diberhentikan dan dipulangkan. 

Dengan penuh kecewa, akhirnya Lu You kembali ke kampung halamannya, dan sering memanjakan diri di alam untuk melepaskan kesedihannya. 

Pada suatu hari, angin sepoi-sepoi bertiup, matahari bersinar cerah, dan suhunya yang hangat, membuat Lu You ingin bersantai. Setelah berjalan selama lebih dari dua jam, dia mendaki lereng untuk melihat gunung dan perairan, sehingga dapat melihat keseluruhan pemandangan yang indah. Namun, banyak yang menghalangi jalan sehingga dia kesulitan untuk mencapai tujuan. Tetapi karena pemandangan nya bagus, Lu You tetap melanjutkan perjalanan, dia terus berjalan ke dalam hutan. Setelah berjalan mengitari kaki bukit, dia tiba-tiba menemukan tanah pertanian yang luas, dan sebuah desa kecil dengan puluhan rumah yang tersembunyi di balik pohon willow yang rimbun sehingga nampak gelap dan bunga-bunga berwarna cerah disekitarnya, yang membuat desa tersebut seperti dunia yang bebas dari rasa khawatir yang sering diceritakan dalam dongeng. Lu You sangat antusias dan memasuki desa tersebut untuk bersilaturahmi dengan penduduk desa. Penduduk desa juga dengan hangat menjamu Lu You dan menyiapkan jamuan makan untuk menyambutnya. Tradisi rakyat yang sederhana ini sangat menyentuh hati Lu You. Dia terinspirasi untuk menulis puisi berjudul Kunjungan ke Desa di Barat Bukit. 

Puisi tersebut berisi dua baris berikut:

"Di mana perbukitan berbelok, aliran angin dan jalan setapak tampaknya berakhir setelah melewati willow berwarna gelap dan bunga-bunga mekar yang terletak di desa lain."

Pepatah ini berasal dari cerita “Kunjungan ke Desa di Sebelah Barat Bukit” dan memiliki arti “willow hijau yang membentuk bayangan dan bunga yang bermekaran”

Belakangan, orang sering menggunakan pepatah ini untuk menggambarkan bahwa suatu peluang bisa terjadi bahkan pada saat krisis.


乐极生悲 (lè jí sheng bēi) - Kebahagiaan Mencapai Titik Puncak, Air Mata Menetes

 


乐极生悲 
(lè jí sheng bēi)
Kebahagiaan Mencapai Titik Puncak, Air Mata Menetes

Raja Wei dari Negara Qi sering minum-minum dan memanjakan dirinya sendiri sepanjang malam, yang mengakibatkan negara menjadi krisis.

Negara Chu menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Negara Qi. Untungnya, Chunyu Kun meminta Negara Zhao untuk menyelamatkan Negara Qi, sehingga selamat. Atas jasanya tersebut, Raja Wei menyiapkan pesta untuk menghargai Chunyu Kun.

Pada pesta itu, Raja Wei bertanya kepada Chunyu Kun, "Berapa banyak kamu bisa minum sebelum mabuk?"

Chunyu Kun menjawab, "Saya mungkin bisa mabuk setelah meminum 1 gelas atau 10 gelas anggur. tergantung”

Raja Wei merasa sangat heran, “Lho? Kalau sudah mabuk saat minum 1 gelas anggur, memang nya kamu bisa minum 10 gelas anggur lagi?”

Chunyu Kun menjelaskan, “Jika kamu mengundang ku untuk minum, aku akan mabuk hanya setelah  minum segelas anggur karena ada petugas penegak hukum di dekat ku dan petugas etiket kerajaan di belakang sehingga aku gugup. Namun, jika aku minum bersama dengan teman baik yang sudah lama tidak bertemu, aku bisa minum lima atau enam gelas, karena aku bahagia. Jika minum di pesta di mana semua orang duduk bersama terlepas dari pria atau wanita dan menghibur diri sendiri, aku bisa minum bahkan delapan gelas hingga aku mabuk. "

Kemudian, dia berhenti, menatap mata Raja Wei, dan melanjutkan, “Jadi, orang kuno mengatakan bahwa jika seseorang minum terlalu banyak, dia akan melupakan sopan-santunya; dan jika seseorang sangat gembira, maka kesedihan akan menyusul."

Kemudian Raja Wei menyadari bahwa Chunyu Kun sedang mengejeknya! Dia menghela napas, "Kamu benar, Pak!"

Sejak saat itu, Raja Wei tidak lagi minum atau memanjakan diri sepanjang malam.

*Makna dari idiom ini adalah : kegembiraan yang berlebihan akan menghasilkan kesedihan. Terkadang pepatah ini juga digunakan untuk menyampaikan fakta bahwa kegembiraan yang berlebihan sering kali disertai dengan hal-hal yang menyedihkan.


Tuesday, August 25, 2020

老马识途 (lǎo mǎ shí tú) - Kuda Tua Tahu Jalan

 


老马识途 
(lǎo mǎ shí tú) 
Kuda Tua Tahu Jalan

Negara Yan pada Musim Semi dan Musim Gugur (770 SM - 476 SM), berbatasan dengan Shan Rong, rumah kedaulatan di utara.

Suatu tahun, Shan Rong mendeklarasikan perang melawan Negara Yan, yang bekerja sama dengan Negara Qi, negara yang saat itu berkuasa. Raja Huan dari Qi dan Guan Zhong (reformis dan militeris terkenal)  membiarkan tentaranya untuk menyelamatkan Negara Yan.

Perang dimulai pada musim semi dan berlangsung selama hampir satu tahun. Akhirnya, mereka mengalahkan Shan Rong dan mengejar mereka ke Negara Bagian Guzhu. Saat itu, sudah musim dingin. Tentara Qi tidak terbiasa dengan medan di Negara Guzhu.

Suatu hari, mereka memasuki sebuah lembah yang dikelilingi oleh pegunungan yang tinggi yang membuat mereka tersadar kalau mereka sedang tersesat

Raja Huan dari Qi sangat cemas dan mengirim beberapa regu pasukan untuk membantu mereka. Namun, bagaimana caranya menemukan jalan keluar saat dikelilingi pegunungan tinggi? Tentara Qi berkeliaran lagi dan lagi di lembah, tetapi tidak dapat menemukan jalan keluar. Jika mereka tidak bisa keluar, mental prajurit akan terguncang, dan bahkan lebih buruk lagi mereka kemungkinan besar akan diserbu oleh musuh. Raja Huan dari Qi sama cemasnya dengan kucing di atas batu bata panas, tetapi tidak bisa menemukan ide.

Tiba-tiba, Guan Zhong berkata kepada Raja Huan dari Qi, “Seekor kuda tua mungkin tahu jalannya. Kita bisa memilih beberapa kuda tua, dan membiarkan mereka berjalan di depan. Mari kita coba apakah kita bisa keluar dari sini. "

Raja Huan dengan sangat senang berkata, “Ide yang bagus! Lakukan saja!"

Guan Zhong memilih sepasang kuda tua, melepaskannya dan menyuruh mereka berjalan di depan. Kuda-kuda tua itu melihat sekeliling dan kemudian berjalan di sepanjang lereng bukit. Akhirnya Tentara Qi bertemu kuda-kuda itu dan mengikuti mereka hingga akhirnya bisa keluar dari lembah!

* pepatah ini mengacu pada orang-orang yang sudah berpengalaman sehingga dapat dijadikan sebagai pemimpin / pemandu dalam hal-hal yang sudah ia kuasai.


滥竽充数 (làn yú chōng shù) - Memainkan Yu, Mengarang Nomor

 


滥竽充数 
(làn yú chōng shù)  
Memainkan Yu, Mengarang Nomor

Raja Xuan, adalah raja di Negara Qi di zaman peperangan (475 SM-221 SM), senang mendengarkan pertunjukan musik. Selain itu, dia sangat menyukai simfoni, jadi dia membangun sebuah kelompok musik yang terdiri dari 300 orang. Band ini secara khusus menampilkan musik untuk raja.

Seseorang bernama Tuan Nanguo, tidak dapat memainkan alat musik, tetapi dia bergabung dalam kelompok musik tersebut untuk mencari nafkah. Dalam setiap pertunjukan, ia juga berpura-pura memainkan alat musik dan menggelengkan kepala mengikuti irama musik, seolah-olah sedang memainkan musik. Dia menetap di kelompok musik tersebut selama bertahun-tahun, tetapi yang mengejutkan, Raja Xuan tidak curiga sama sekali! Setelah kematian Raja Xuan, putranya menjadi raja, dan juga suka mendengarkan pertunjukan musik. Namun, berbeda dengan Raja Xuan, dia tidak menyukai simfoni yang dimainkan 300 orang, melainkan ingin dimainkan solo. Jadi dia memerintahkan setiap anggota kelompok musik tersebut untuk memainkan musik untuknya.

Kali ini, Nanguo sangat takut dia akan ketahuan – Dan dia tahu betul bahwa menipu raja adalah sebuah kejahatan besar yang akan dihukum didepan umum. Kemudian, dia melarikan diri secara diam-diam pada suatu malam.

*pepatah ini digunakan untuk menggambarkan mereka yang tidak memiliki keahlian tetapi ikut bergabung dengan orang-orang yang ahli hanya sebagai pelengkap.


口蜜腹剑 (kǒu mì fù jiàn) - Madu di Mulut, Pisau di Hati

 


口蜜腹剑 
(kǒu mì fù jiàn)
Madu di Mulut, Pisau di Hati

Li Linfu, adalah perdana menteri pada masa Pemerintahan Kaisar Xuan di Dinasti Tang (618-907), sangat baik kepada orang-orang di depan umum, tetapi diam-diam suka mencelakakan orang lain.

Dia selalu berusaha untuk bergaul dengan mereka yang berkuasa, dan juga dia selalu menyingkirkan mereka yang lebih cerdas atau lebih kuat darinya, atau mengirim mereka ke tempat-tempat terpencil.

Dia juga menyogok orang-orang yang dekat dengan kaisar sehingga mereka akan memberitahunya apa saja yang dikatakan kaisar. Dengan cara ini, dia bisa tahu siapa yang disukai kaisar, dan dia akan memfitnah orang yang disukai kaisar tersebut.

Dia pernah mendengar bahwa kaisar sangat menyukai Lu Xuan, seorang asisten menteri perang, jadi dia menugaskan Lu Xuan untuk menjadi hakim di Huazhou. Namun, Li Linfu kemudian berkata bahwa kesehatan Lu Xuan buruk dan tidak dapat mengatur urusan pemerintahan, gara-gara fitnah tersebut, kaisar menurunkan pangkat Lu. Di lain waktu, ketika kaisar ingin mengangkat Yan Tingzhi ke posisi yang lebih tinggi, Li Linfu berkata kepada kaisar, “Orang ini, tua dan lemah, sering sakit-sakitan. Meskipun dia kompeten, tapi saya khawatir dia tidak dapat bekerja dengan baik" Li Linfu  benar-benar telah berhasil menipunya dan kaisar sama sekali tidak tahu bahwa perdana menterinya itu mempermainkannya.

Terlepas dari niat buruknya, Li Linfu sangat baik kepada orang lain, dengan wajah dan gaya bicaranya yang manis akan membuat orang lain mengira dia adalah orang yang baik. Namun, hatinya sangat kejam seperti belati yang bisa membunuh orang lain. Oleh karena itu, orang-orang yang mengenalnya dengan baik akan berkata, "Linfu memiliki madu di mulut tapi pisau di hati." Semua orang sangat membencinya. 

*pepatah ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang memiliki mulut yang manis, tetapi hati yang kejam.


九牛一毛 (jiǔ niú yì máo) - Sembilan Sapi dan Sehelai Bulu Sapi

 


九牛一毛 
(jiǔ niú yì máo)
Sembilan Sapi dan Sehelai Bulu Sapi

Li Ling, seorang jenderal terkenal pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Dinasti Han (206 SM-220 M), memimpin pasukannya untuk menyerang Hun. Jenderal itu memenangkan banyak pertempuran setelah menembus wilayah Hun, tetapi kemudian gagal dan menyerah setelah pasukannya diserang oleh pasukan Hun. Mendengar berita itu, Kaisar Wu merasa kesal, dan para menteri juga mencap Li Ling tidak mampu dan tidak setia.

Sima Qian, seorang sejarawan terkenal dalam sejarah Tiongkok, tidak berkata-kata sementara yang lain menyalahkan Li Ling dengan kejam. Kaisar Wu bertanya bagaimana pendapat dia tentang kegagalan Li Ling. Sima Qian berkata dengan jujur : “Li Ling hanya memiliki 5.000 infanteri tetapi dikepung oleh 80.000 kavaleri; bahkan dalam menghadapi kesulitan seperti itu, Jenderal Li masih berperang melawan Hun selama lebih dari sepuluh hari, dan membunuh lebih dari 10.000 tentara musuh; jadi dia benar-benar seorang jenderal yang luar biasa; akhirnya, Jenderal Li harus berhenti bertempur ketika dia persediaan perang nya telah habis; Li Ling mungkin harus berpura-pura menyerah untuk menunggu kesempatan setia kepada bangsa. 

Mendengar pejabat sejarawan itu membela jenderal yang gagal itu, Kaisar sangat marah dan memenjarakannya. Untuk menyanjung kaisar, Du Zhou, pejabat tertinggi pengadilan, mengatakan Sima Qian bersalah karena telah menjebak kaisar dan dijatuhakn hukuman paling kasar dan paling hina yaitu Fuxing (pengebirian) pada Sima Qian. Setelah menderita hukuman yang sangat hina itu, Sima Qian sangat terluka dan sakit hati sehingga dia ingin bunuh diri. Namun, ia mengurungkan niatnya, karena ia sadar jika ia mati, maka kematiannya ibarat “9 Sapi dan Sehelai Bulu Sapi” di mata banyak orang, dan tidak ada yang peduli, bukannya mendapat simpati, yang ada malah diejek. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk hidup walaupun dengan penuh penghinaan dan mewujudkan mimpinya dan Ayahnya yaitu membuat sebuah Shi Ji (Catatan Sejarah). Pada akhirnya, ia menyelesaikan mahakarya sejarah terbesar (Shiji) tersebut di Tiongkok dengan tubuhnya yang cacat.

*pepatah ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat kecil, seperti perbandingan antara sehelai bulu sapi dengan sembilan sapi.


价值连城 (jià zhí lián chéng) - Harta Bernilai Beberapa Kota

 


值连城 (jià zhí lián chéng)

Harta Bernilai Beberapa Kota

 

Selama zaman peperangan (475 SM-221 SM) di Tiongkok kuno, seorang petani di Negara Wei secara tidak sengaja menemukan sebongkah batu yang tidak biasa di ladang. Meskipun bentuknya aneh, batu itu berkilau dan sebening kristal dan menurutnya sangat indah. Dia membawanya pulang. 

Dia pergi ke tetangganya yang merupakan seorang pengrajin batu giok dan bertanya kepadanya apa jenis batu itu. Tetangganya segera tahu bahwa batu giok yang dibawa petani itu langka dan berharga, dan ingin memilikinya. Dia kemudian berbohong kepada petani itu dengan berkata “Batu ini sangat aneh. Siapapun yang menyimpannya akan mengalami hal-hal buruk. Kamu sebaiknya meletakkannya kembali ke tempat asalnya. " Petani itu tidak begitu percaya dengan apa yang dikatakan tetangganya itu dan membawa pulang batu tersebut. 

Malam itu, setelah lampu dipadamkan, batu itu tiba-tiba memancarkan sinar terang yang membuat takut seluruh keluarga. Petani itu pergi ke tetangganya dan memberitahunya tentang hal itu. Tetangganya kembali membohonginya, “Ini pertanda buruk. Untuk menghindari tragedi dalam keluarga mu, kamu harus mengembalikannya ke tempat asal. " Kali ini petani itu sepenuhnya percaya pada tetangganya dan membuang batu itu. Tetangga itu sangat senang bahwa petani itu telah melakukan apa yang dia katakan, dan kemudian menyelinap ke lapangan dan mengambil batu giok tersebut, setelah itu dia pergi ke istana dan menyerahkannya kepada Raja. 

Awalnya, Raja merasa batu itu tidak spesial. Namun, pengrajin batu giok bersikeras bahwa itu adalah batu giok yang sangat berharga. Raja menyuruh pemahat batu giok berpengalaman untuk memberikan pendapatnya. Pengukir batu giok tua itu memeriksanya dan berkata kepada Raja, “Selamat, Yang Mulia, ini memang harta langka. Saya belum pernah melihat batu giok seberharga ini " Raja sangat senang mendengarnya. Dia bertanya kepada pemahat batu giok tersebut berapa harga batu giok itu. Pemahat giok menjawab, “Ini adalah harta yang tak ternilai harganya. Nilainya bisa sebanding dengan lima kota. " Raja sangat senang dan memberi hadiah besar kepada tetangganya petani itu. 

*Idiom ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat berharga.


Monday, August 24, 2020

囫囵吞枣 (hú lún tūn zǎo) - Menelan Buah Angco Utuh

 


囫囵吞枣 
(hú lún tūn zǎo)
Menelan Buah Angco Utuh

Suatu ketika, seorang anak muda sedang berjalan di sepanjang jalan sambil makan buah pir. Kemudian seorang dokter tua mendekat dari arah yang berlawanan.

Dokter tua itu berkata kepada anak muda itu, “Meski enak, pir sebaiknya tidak dimakan terlalu banyak. Pir memang baik untuk gigi, tapi jika terlalu banyak akan berdampak buruk bagi limpa. ” Mendengar kata-kata lelaki tua itu, anak muda itu menyimpan pirnya dan mengambil beberapa buah kurma dari sakunya, berkata, “Kalau begitu aku makan kurma saja, bagaimana?” 

Dokter tua itu menjawab, “Kurma memiliki fungsi untuk menyehatkan limpa, tetapi makan kurma terlalu banyak akan berdampak buruk bagi gigi, jadi sebaiknya tidak dimakan dalam jumlah banyak.” 

Setelah mendengar apa yang dikatakan lelaki tua itu, pemuda itu melihat kurma itu di tangannya, ragu-ragu, dan kebingungan.

Setelah berpikir sejenak, dia berkata, “Bagaimana kalau begini saja, saat makan buah pir, aku hanya mengunyahnya saja, tapi memuntahkannya. Dan saat makan kurma, aku akan menelannya utuh, jadi tidak mengunyahnya, kalau dengan cara seperti ini kan gigi dan limpa ku kan tidak akan rusak. ” Kata-katanya membuat dokter tua itu bingung harus tertawa atau menangis. Dia tidak tahu bagaimana harus menanggapi.

Idiom ini biasanya digunakan untuk menggambarkan mereka yang menelan informasi mentah-mentah tanpa memahami nya terlebih dahulu. (Membaca tanpa memahami)


后顾之忧 (hòu gù zhī yōu) - Takut dengan serangan dari belakang

 


后顾之忧 
(hòu gù zhī yōu)
Takut dengan serangan dari belakang

Selama pemerintahan Kaisar Xiaowen dari Dinasti Wei Utara (386-534), Li Chong menjabat sebagai perdana menteri. Dia setia dan mengabdi di pengadilan dan menangani berbagai hal dengan teliti dan benar. Kaisar sangat mempercayainya dan mempercayakan dia menangani tugas apa pun yang dianggap penting.

Kemudian suatu hari Li Chong meninggal. Kehilangan tangan kanannya secara tiba-tiba, Kaisar Xiaowen merasa sangat amat kesepian,vsangat tidak bahagia. Dia tidak tahu siapa yang bisa dia percayakan untuk menangani urusan negara.

Suatu hari, Kaisar Xiaowen keluar dan melewati makam Li Chong. Melihat makam ini, Kaisar teringat akan kesetiaan dan ketelitian Li Chong hingga membuatnya tidak dapat menahan kesedihan lagi. Dia berkata secara emosional, “Li Chong kau amat setia & dapat diandalkan. Kau bisa menangani tugas apa pun yang aku perintahkan. Bahkan saat aku memimpin tentara dan pergi berperang, aku tidak takut gangguan apapun selama kau yang mengatur urusan pemerintahan. Dan aku juga tidak memiliki kekhawatiran akan serangan di belakang. Sekarang kau telah meninggal, dan pada siapa aku dapat bergantung?  

Idiom Ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang merasa cemas dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa depan

华而不实 (huá ér bù shí) - Berbunga tapi tidak berbuah

 



华而不实 
(huá ér bù shí) 
Berbunga tapi tidak berbuah

Selama Musim Semi dan Musim Gugur (770 SM-476 SM), Yang Chuwen, seorang pejabat senior Negara Jin, telah pergi ke Negara Wei untuk misi penyelidika, dan saat melewati Kota Ning di Negara Bagian Lu ada seseorang bernama Ning Ying di Kota Ning menghalangi jalannya, dengan maksud agar bisa bekerja sebagai pejabat di Negara Jin dengan bantuan Yang Chuwen.

 

Mereka berjalan selama beberapa hari, tetapi ketika mereka sampai di daerah Wen, Ning Ying tiba-tiba menghilang. Yang Chuwen tidak tahu kemana perginya Ning Ying.

 

Ternyata, Ning Ying merasa Yang Chuwen berperilaku buruk sehingga membuatnya ingin kembali ke rumah.

 

Istrinya keheranan dan bertanya kepadanya, "Bukannya kamu ingin mengikuti Yang Chuwen ke Negara Jin ya, tapi baru setengah jalan kenapa balik lagi?"

 

Dia menjawab, “Yang Chuwen itu orang yang terlalu percaya diri dan ekstrim. Selain itu, dia juga suka membual, dan tidak melakukan hal-hal yang nyata. Orang semacam ini suka memamerkan semua barangnya di jendela, dan berbicara dengan cerdas tetapi tidak bijaksana. Kalau begini terus, dia akan dimusuhi oleh banyak orang. Dia mungkin tidak akan mati secara wajar karena kekurangannya ini, kalau aku ikut dia, bukannya untung malah yang ada dirugikan, jadi oleh sebab itulah aku meninggalkannya”

 

Setahun kemudian, Yang Chuwen terbunuh.

 

Idiom ini biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlihat baik diluar, tetapi busuk di dalam. Atau juga mengacu pada orang yang perbuatannya tidak seindah ucapannya.  


后生可畏 (hòu sheng kě wèi) - Generasi Muda Juga Harus Dihormati

 

picture is from : kuaibao.qq.com

后生可畏 
(hòu sheng kě wèi)
Generasi Muda Juga Harus Dihormati

Konfusius adalah seorang Filsuf Tiongkok kuno sekaligus pendidik yang sering bepergian ke berbagai tempat untuk mempublikasikan teorinya.

 

Suatu hari saat di perjalanan, ada seorang anak kecil yang tiba-tiba berdiri di tengah jalan, Konfusius langsung meminta pengemudinya untuk berhenti. Konfusius berkata kepada anak itu, "Bisakah kamu memberi jalan untuk kereta kudaku?" Anak itu menunjuk ke jalan, berkata, "Tidak bisakah kamu melihat bahwa ada kastil di sini?" Ia menunjuk pada sebuah kastil kecil yang terbuat dari lumpur. Anak itu melanjutkan, “Yang saya tahu, kereta kuda lah yang harus mengelilingi kastil, bukan kastil yang harus mengelilingi kereta kuda " Konfusius sangat terkejut dan berkata dengan kagum, “Di usia yang begitu muda, kamu sepertinya tahu banyak”

 

Anak itu mengangkat kepalanya dan menatap langsung ke Konfusius. Dia berkata, “Saya mendengar ikan bisa berenang segera setelah mereka lahir. Kelinci bisa berlari pada hari ketiga setelah lahir. Semua itu fenomena alam. Usia tidak membuat perbedaan. ” Mendengar ini, Konfusius merasa perkataan anak itu masuk akal dan berkata secara emosional, "Oh, anak-anak muda hari ini benar-benar luar biasa."

 

Konfusius meminta pengemudi kereta untuk melewati kastil anak itu.

 

Idiom Cina ini dikutip dari The Analects. Artinya, bahkan seorang anak pun harus dihormati. Generasi muda yang penuh semangat muda seringkali akan melampaui kehebatan orang yang lebih tua.


大器晚成 (dà qì wǎn chéng) - Bakat Besar Matang Perlahan

 



大器晚成 
(dà qì wǎn chéng)
Bakat Besar Matang Perlahan

Di akhir periode Dinasti Han Timur (25-220), ada seseorang bernama Cui Yan yang gemar bermain olahraga anggar dan sering berlatih seni bela diri. Ia mulai membaca buku-buku seperti buku “The Analects” pada usia 23 ahun. karena ketekunannya itulah ia menjadi orang yang pintar dengan keterampilan seni bela diri yang luar biasa.

Lalu, ia mengabdi kepada Cao Cao, seorang militeris terkenal di Periode Tiga Kerajaan (220-228), Cui Yan memberikan banyak nasihat kepada Cao Cao dan berkontribusi besar dalam keberhasilannya.

Suatu saat, Cao Cao memutuskan untuk menunjuk putra bungsunya Cao Zhi sebagai putra mahkota. Namu Cui Yan berkata, “Kenapa menunjuk pura bungsu, bukankah sudah tradisi kalau putra mahkota itu harus diberikan ke putra pertama” padahal Cao Zhi adalah menantunyaCui Yan, tapi Cui tidak semena-mena membela Cao Zhi. Karena itulah, Cao Cao semakin menghormatinya.

Cui Lin, adik dari Cui Yan, tidak memperoleh prestasi tertentu atau mendapatkan reputasi baik ketika dia masih muda, banyak orang berpikir bahwa dia tidak pandai dan bahkan kerabat dan teman-temannya pun meremehkannya. Namun, Cui Yan sangat mempedulikannya dan berkata kepada semua orang, “Bakat yang hebat membutuhkan waktu untuk menjadi matang. Beri Cui Lin waktu! ”

Hingga kemudian, akhirnya Cui Lin diangkat dan mendapat posisi yang sangat penting oleh Kaisar, yaitu sebagai salah satu menteri di bawah Kaisar Wendi dari Negara Wei (220-265).

Pada intinya, ungkapan ini mengacu pada fakta bahwa untuk memiliki bakat yang hebat memang membutuhkan waktu agar  menjadi matang.




打草惊蛇 (dǎ cǎo jīng shé) - Memukul Rumput Mengejutkan Ular

 


Di Zaman Dinasti Tang (618-907), seorang hakim daerah yang sangat rakus bernama Wang Lu menerima banyak suap dan melakukan korupsi. Sejumlah besar bawahannya juga belajar korupsi darinya, hingga menimbulkan kemiskinan pada rakyat jelata.

 

Suatu hari, seseorang mengiriminya petisi yang menuduh sekretarisnya melakukan praktik korupsi dan menerima suap. Hakim gemetar ketika dia membaca petisi, berpikir, "Bukankah ini berarti menuduh saya? Bukannya ini adalah kejahatan yang telah saya lakukan? Bagaimana mereka tahu? ”

 

Wang Lu sangat ketakutan sehingga dia lupa tugasnya dalam menangani kasus ini. Alih-alih memberikan penghakiman, dia tidak bisa menahan diri lalu dia menulis kata-kata ini : "Dengan memukul rumput, kamu telah mengejutkanku, karena aku seperti ular di bawah rumput!"

 

Ungkapan ini dimabil dari buku Despicable Things of the Southern Tang State. Arti aslinya adalah hukuman dapat berfungsi sebagai peringatan bagi orang lain... atau bahwa rasa frustrasi seseorang dapat menimbulkan ketakutan orang lain. Tetapi orang-orang sekarang menggunakan ungkapan ini untuk menunjukkan bahwa tindakan yang tidak hati-hati dan tidak tepat akan membuat musuh siaga.


Sunday, August 23, 2020

不耻下问 (bù chǐ xià wèn) - Tidak malu bertanya kepada orang yang lebih rendah

 



不耻下问 
(bù chǐ xià wèn) 
Tidak malu bertanya kepada orang yang lebih rendah

Selama Musim Semi dan Musim Gugur (770 SM-476 SM), seorang pejabat senior Negara Bagian Wei bernama Kong Yu sangat rendah hati tetapi juga sangat rajin belajar.

Setelah Kong Yu meninggal, Raja Negara Wei menganugerahkan gelar "Wen (peradaban)" kepadanya. Selanjutnya, orang memanggilnya "Kong Wenzi" sebagai tanda penghormatan. 

Confucius (511 BC-479 BC) adalah seorang filsuf terkenal yang memiliki banyak murid. 

Salah satu muridnya, bernama Zigong, juga merupakan warga Negara Wei. Zigong berpikir bahwa Kong Yu tidak layak untuk di apresiasi oleh orang-orang. 

Suatu hari, Zigong bertanya kepada Konfusius, "Mengapa Raja Negara Wei menganugerahkan gelar Wen kepada Kong Yu?" 

Konfusius menjawab, "Kong Yu adalah orang yang cerdik dan juga selalu ingin belajar dan Dia tidak malu untuk sering berkonsultasi dengan orang-orang di posisi yang lebih rendah darinya, itulah sebabnya dia diberikan gelar ini."

Setelah mendengar itu, Zigong menjadi yakin bahwa Kong Yu layak menyandang gelar itu. 

Idiom ini menggambarkan seseorang yang memiliki kerendahan hati dan rasa ingin tahu yang tinggi.


半途而废 (bàn tú ér fèi) - Menyerah di tengah jalan

 

picture from : www.hpc.bj.cn


半途而废 
(bàn tú ér fèi) 
Menyerah di tengah jalan

Di zaman Dinasti Han Timur (25-220), ada seorang pria bernama Yue Yangzi yang tinggal di Provinsi Henan. Beruntungnya, dia memiliki istri yang sangat baik.

Suatu hari, Yue Yangzi menemukan sebongkah emas. Dengan senang hati, dia bergegas pulang untuk menunjukkan kepada istrinya. Namun, istrinya berkata, “Kudengar orang yang berambisi tidak meminum Mata Air Dao (Mata Air Perampok) karena namanya terdengar menjijikkan dan dia lebih memilih mati kelaparan daripada makan makanan yang diberikan oleh orang-orang yang tidak menghormatinya karena berarti sama dengan merusak moral mereka " Yue Yangzi sangat malu setelah mendengar kata-kata istrinya dan melemparkan emas itu ke ladang dan pergi belajar di tempat yang jauh.

Satu tahun kemudian, Yue Yangzi kembali ke rumah. Istrinya menanyakan alasan kepulangannya. Yue berkata, "Aku rindu rumah dan sangat merindukanmu karena telah pergi begitu lama."

Setelah mendengar apa yang Yue katakan, istrinya mengambil gunting dan menuju ke alat tenun, sambil berkata, “Untuk membuat sebuah kain, pertama-tama aku menarik benang sutra dari kepompong, kemudian mulai menenun benang sutra tersebut satu demi satu inci demi inci. Kalau aku menggunting kain yang setengah jadi itu, semua usahaku sebelumnya akan sia-sia. ”

Ia melanjutkan, “Belajar juga sama. Kamu harus memperoleh pengetahuan baru setiap hari, sehingga membuat moralit mu lebih baik dan lebih baik. Kamu kembali dengan meninggalkan pelajaranmu yang belum selesai, itu artinya sama saja dengan merusak kain yang setengah jadi. ”

Yue Yangzi sangat tersentuh oleh kata-kata istrinya. Kemudian, dia kembali ke studinya dan tidak pulang ke rumah selama tujuh tahun berturut-turut.

Ungkapan ini berasal dari Book of Rites: The doctrine of the Golden Mean. Idiom Ini mengacu pada seseorang yang menyerah di tengah jalan.



Friday, August 21, 2020

百闻不如一见 (bǎi wén bù rú yí jiàn) - "Lebih baik melihat satu kali daripada mendengar ratusan kali"

 

Picture From : m.tianqijun.com


百闻不如一见 

bǎi wén bù rú yí jiàn

"Lebih baik melihat satu kali daripada mendengar ratusan kali"

 

Pada masa pemerintahan Kaisar Xuandi dari Dinasti Han Barat (206 SM-25 M), suku Qiang (salah satu etnis minoritas pada saat itu) sering muncul dan menghilang di daerah perbatasan barat laut; mereka mengganggu penduduk, menyerang kota-kota dan membunuh para pejabat. Mengetahui hal tersebut, pengadilan pun segera menggelar rapat untuk membahas langkah-langkah penanggulangan. Semua menteri menganjurkan segera mengirimkan pasukan untuk menggertak orang-orang Qiang. Namun, ketika Kaisar Xuandi bertanya siapa yang bisa memimpin pasukan seperti itu, tidak ada yang menjawab. 

Lalu seorang jenderal berusia 76 tahun bernama Zhao Chongguo maju dan berkata bahwa dia ingin pergi ke daerah perbatasan barat laut untuk melakukan pengintaian. Kaisar Xuandi sangat senang dan berkata kepadanya, “Berapa banyak pasukan, senjata, dan perbekalan yang Anda perkirakan akan Anda butuhkan? Tolong beritahu aku!" 

Zhao Chongguo berkata, “Sulit untuk memprediksi nya dengan akurat , karena aku tidak mengetahui situasi sebenarnya seperti apa, maka lebih baik aku melihatnya sendiri daripada mendengar berkali-kali dari orang lain. Aku ingin pergi sendiri ke sana dan melihat serta mengamati situasinya. Setelah itu aku akan memberitahu Yang Mulia. "

Zhao Chongguo pergi ke Kabupaten Jincheng di barat laut China untuk mempelajari lokasi tersebut dan menyeberangi Sungai Kuning untuk memata-matai situasi di daerah Qiang. Dia juga berhasil mendapatkan informasi penting dari mata-mata lainnya, lalu ia memiliki strategi baru, yaitu mengirim pasukan ke perbatasan hanya untuk berjaga, bukan melakukan serangan, dan dia juga menyarankan strategi lain yaitu membuat hubungan yang harmonis dengan pasukan Qiang. Tapi , Kaisar Xuandi dan menteri lain tetap ingin menyerang pasukan Qiang.

Zhao Chongguo tidak setuju dan terus berdebat hingga kemudian ia menyampaikan 12 keuntungan dari strateginya dan 12 kerugian dari penyerangan. Setelah Zhao menyampaikan hal tersebut berkali-kali, proporsi menteri yang mendukung Zhao Chongguo secara bertahap meningkat menjadi lima persepuluh dari tiga persepuluh dan akhirnya menjadi delapan persepuluh. Kaisar Xuandi, akhirnya, menyetujui usulan Zhao Chongguo. Alhasil, hasil dari usulan Zhao tersebut ternyata membawa situasi damai dan harmonis antara orang Han dan orang Qiang, sehingga hubungan menjadi stabil.

Inti dari idiom ini adalah lebih baik melihat sendiri daripada mendengar berkali-kali dari orang lain.


Thursday, August 20, 2020

百发百中 bǎi fā bǎi zhòng - Seratus kali tembakan, Seratus kali tepat sasaran

 


Picture from Youtube Channel : 半頁有聲繪本CLOV Picture Book


发百中

bǎi fā bǎi zhòng

 

Seratus kali tembakan, Seratus kali tepat sasaran

 

 

Pada Musim Semi dan Musim Gugur (770 SM - 476 SM) ada seorang pemanah terkenal di Negara Bagian Chu yang bernama Yang Youji.

 

Suatu ketika, Jin Ligong (Adipati Li dari Jin) menyerang Negara Zheng. Chu Gongwang (Raja Gong dari Negara Chu) mengirim pasukan untuk membantu Negara Zheng dan bertemu dengan tentara Jin di Yanling. Dalam pertarungan berikutnya, seorang jenderal dari Negara Jin bernama Wei Qi melihat Chu Gongwang dan menembakkan panah ke matanya. Chu Gongwang, yang membenci Wei Qi, memberikan dua anak panah kepada Yang Youji, berkata, "Tembak Wei Qi sampai mati untuk membalas dendam padaku." Tanpa sepatah kata pun, Yang mengambil panah itu dan pergi. Setelah beberapa saat, dia kembali dengan satu anak panah tersisa dan menyerahkannya kembali kepada Chu Gongwang. Hanya satu anak panah yang dia butuhkan untuk membunuh Wei Ji.

 

Cerita ini berasal dari Strategies of the Warring States. Idiom Ini biasanya merujuk pada keahlian menembak yang sempurna. Dapat juga juga merujuk pada akurasi yang tinggi dalam memprediksi situasi, sehingga berhasil menangani urusan politik atau bisnis.


Mengatasi touchpad tidak bergerak / tidak aktif di Laptop HP Elitebook 8440p

 Halo teman-teman, pada siang ini saya panik karena laptop saya touchpad nya sama sekali tidak berfungsi, sudah mencoba berbagai macam cara seperti tekan Fn_F7 lah atau Fn+F8 lah, atau hampir saja saya mau menginstall ulang laptopnya, ternyata masalahnya adalah mungkin saya pernah tidak sengaja menyentuh tombol 'Freeze Touchpad" yaitu tombol yang berada di atas keyboard, diatas jejeran F1-F12

jadi yang saya kasih panah itu lah tombol nya guys, kalau warna nya merah itu artinya touchpad kalian ke freeze, silahkan tekan sampai warna nya hijau


Nah begitulah teman-teman, semoga sharing saya kali ini dapat membantu ya, terimakasih sudah berkunjung, kalau tidak keberatan tolong tinggalkan komentar ya, terimakasih.


Monday, August 17, 2020

如果人们向善仅因为他们惧怕惩罚和期望得到报偿,那真是太遗憾了

 



如果人们向善仅因为他们惧怕惩罚和期望得到报偿,那真是太遗憾了
Rúguǒ rénmen xiàng shàn jǐn yīnwèi tāmen jùpà chéngfá hé qīwàng dédào bàocháng, nà zhēnshi tài yíhànle

"Jika orang menjadi baik hanya karena mereka takut akan hukuman, dan mengharapkan imbalan dari orang lain, maka kita adalah orang-orang yang sangat menyedihkan"

Terkadang kita menemukan orang yang hanya berbuat baik saat kepepet (saat takut/terkena azab/musibah) atau mungkin karena ingin dipuji/mendapatkan imbalan, jika itu semua tidak ia dapat ia akan berhenti berbuat baik dan akan mengalami rasa kecewa yang mendalam. Padahal sebenarnya, kita dapat terlahir di bumi ini saja adalah suatu anugerah yang amat luar biasa, dengan berbuat baik itu artinya kita mensyukuri & merayakan hal tersebut.

正直没有知识则软弱而无用,知识没有正直则危险而可怕。

 

正直没有知识则软弱而无用,知识没有正直则危险而可怕。

Zhèngzhí méiyǒu zhīshì zé ruǎnruò ér wúyòng, zhīshì méiyǒu zhèngzhí zé wéixiǎn ér kěpà.

"Integritas tanpa pengetahuan adalah lemah dan tidak berguna, pengetahuan tanpa integritas berbahaya dan mengerikan."

Percuma jika seseorang memiliki integritas yang baik tapi tidak berpengetahuan, bukankah untuk menjadi orang yang berguna itu harus mau belajar? sebaliknya percuma jika seseorang memiliki ilmu pengetahuan yang luar biasa tetapi tidak memiliki integritas, bisa jadi dia akan meamnfaatkan kepintarannya untuk menghancurkan orang lain demi kepuasannya sendiri.

Sunday, August 16, 2020

Sinopsis Film JOKER (Spoiler)

 


Di awal, kita disuguhkan dengan seorang badut yang sedang mencoba menghibur orang-orang yang sedang berlalu lalang, sampai kemudian ada beberapa anak nakal yang merebut papan si badut, si badut tersebut mengejar anak-anak nakal tersebut


Rupanya anak-anak tersebut tidak hanya mereput papan tersebut, tapi juga menghajar si badut


Setelah dihajar anak-anak, badut tersebut yang ternyata bernama Arthur sedang menemui Psikiater, saat sang ibu Psikiater membaca buku harian nya tertulis "Semoga kematianku menghasilkan lebih banyak uang daripada hidupku".
Arthur meminta kepada psikiater tersebut untuk memberinya lebih banyak obat, tp kata si Psikiater "kamu sudah minum lebih dari 7 obat berbeda"


Saat di perjalanan pulang dari psikiater tersebut, di dalam bus, Arthur mencoba menghibur seorang bocah hingga bocah itu tertawa, tetapi ibu si bocah malah memarahi Arthur dan berkata "Berhenti mengganggu anakku!" padahal Arthur hanya mencoba menghibur


Tiba-tiba Arthur tertawa ngakak tanpa henti, yang membuat orang-orang keheranan, tapi ia segera menunjukan kertas berisi penjelasan gangguan yang ia alami, yaitu gejala tertawa tanpa henti. Si ibu yang tadi ngomel pun meminta maaf.


Esoknya ketika Arthur sedang bersiap-siap untuk bekerja menjadi badut lagi, temannya yang bernama Randall menghampiri dan bilang kalau dia tahu Arthur dipukuli anak-anak, lalu dia pun memberikan Arthur sebuah pistol "untuk melindungi diri" kata Randall.


Kemudian ia dipanggil oleh bos nya yang bernama Hoyt. Hoyt mengomeli Arthur karena ada keluhan dari konsumen, yaitu mengenai Papan yang Arthur buat rusak, padahal itu rusak oleh anak-anak nakal. Tapi bosnya itu tidak mau tahu dan meminta Arthur bertanggung jawab atau di potong gaji.


Pulang kerja...saat dirumah, ketika Arthur sedang memandikan ibunya, ibunya terus bilang kenapa Thomas Wayne tidak membalas suratnya, padahal dia sudah bekerja padanya. Arthur bilang "Ibu kan bekerja padanya 30 tahun yang lalu" tapi si ibu tetap ingin berharap. Arthur bilang kpd ibunya untuk tidak khawatir soal uang, karena dia akan menjadi komedian sukses, namun ibu nya bilang "Untuk menjadi komedian, kamu harus lucu" mungkin ibu nya itu ragu dengan kemampuan komedi Arthur.


Terlihat Arthur sedang membuntuti perempuan yang ia temui di lift yang satu apartemen dengannya.


Pada malam harinya, si wanita yg dibuntuti tersebut datang ke rumah Arthur dan bilang bahwa dia tahu klo Arthur membuntuti nya. (ternyata obrolan dengan wanita ini hanya delusi Arthur saja)


Saat sedang mendapat tugas untuk menghibur anak-anak dirumah sakit, Arthur tidak sengaja menjatuhkan pistol yang diberi oleh temannya Randall, tentu saja karena kejadian ini ia dimarahi oleh bosnya dan seketika ia di pecat. Ternyata Randall teman yang jahat, dia menjebak Arthur dan bilang ke orang-orang kalau Arthur membeli pistol darinya, padahal pistol itu Randall yang berikan dan bilang bisa bayar kapan saja.


Diperjalanan pulang, didalam kereta, lagi-lagi Arthur di hajar oleh sekelompok anak muda karena penyakit tertawanya kambuh.


Namun Arthur sudah tidak dapat menahan diri, dia menembak anak-anak muda tersebut


Arthur dan ibu nya sedang menonton Thomas Wayne di acara tv, Ternyata 3 orang yang dibunuh Arthur di kereta adalah karyawannya, dia juga bilang salah satu tujuan utama nya menjadi walikota adalah memberantas kejahatan seperti itu. "Pengecut mana yang berani membunuh seperti itu? seseorang yang bersembunyi di balik topeng, seseorang yang merasa iri dengan mereka yang lebih beruntung darinya, namun dia ketakutan menunjukan wajah aslinya, sampai semua orang seperti itu berubah menjadi lebih baik, kita yang melakukan kebaikan dalam hidup kita, akan selalu melihat mereka yang jahat sebagai seorang badut" Kata Thomas, yang membikin Arthur ngakak tertawa sampai ibunya keheranan.


Arthur membawakan stand up comedy, dan sepertinya berlangsung sukses walaupun diawal, penyakit tertawanya kumat. dan dia berdelusi kalau wanita yang satu apartemen itu sekarang ikut menonton.


Suatu malam Arthur disuruh ibunya untuk mengirimkan lagi surat yang ditulis nya untuk Thomas Wayne, lalu karena penasaran Arthur membaca isi surat yang ditulis ibunya tersebut, ternyata disitu disebutkan kalau Arthur adalah anak dari Thomas Wayne. Arthur langsung marah-marah kepada ibunya, tapi Ibu nya menjelaskan bahwa tidak mungkin dia bisa hidup bersama dengan Thomas Wayne karena perbedaan status sosial.


Arthur mendatangi rumah Thomas Wayne tapi dia diusir oleh penjaganya, Arthur berkata bahwa dia putra nya Thomas, tapi si penjaga itu bilang klo ibu nya Arthur hanya berdelusi, Arthur pun marah dan mencekik si penjaga tersebut.


Saat pulang dari rumah Thomas Wayne, dia kedapatan ibu nya di bawa oleh ambulance, karena stroke...
Arthur pun langsung bergegas ikut di mobil ambulance...
saat Arthur menunggu dirumah sakit ada beberapa detektif menghampirinya, mereka rupanya yang membuat ibu nya itu pingsan kemudian stroke. Arthur penasaran pertanyaan apa yang mereka berikan kepada sang ibu, rupanya mengenai badut pembunuh, mungkin ibu nya shock karena takut Arthur terlibat makanya pingsan. Detektif tersebut terus menanyai Arthur kenapa ia di pecat dll, tapi tentu saja Arthut mengelak.


Suatu malam ia mendatangi Thomas Wayne dan mengaku-ngaku anaknya, Thomas berkata bahwa ibunya gila, dan Arthur adalah anak adopsi, Arthur marah dan Thomas menonjoknya sambil bilang jgn ganggu putra nya lagi.


Suatu hari Arthur pergi menemui Rumah Sakit jiwa tempat ibu nya dulu di rawat, dia datang kesitu untuk mencari berkas-berkas ibu nya, dan disitu dia menemukan fakta bahwa ternyata memang benar, Arthur bukan anak Thomas Wayne, melainkan adalah anak adopsi.


Kemudian Arthur membunuh wanita yang tinggal di sebelah apartemen miliknya, iya, wanita yang selalu ada dalam imajinasi Arthur yang seolah-olah selalu menemani Arthur di setiap saat.


Dia juga membunuh ibunya, mungkin kesal karena berdasarkan berkas tersebut, dulu Arthur sering disiksa oleh ibu nya tersebut, dan ibu nya telah berbohong mengenai Thomas Wayne.


Arthur juga membunuh temannya yang dulu pernah jahat kepadanya yaitu Randall. 


Arthur diundang ke acara favoritnya yaitu Franklin Murray Show. Saat di backstage dia meminta Murray untuk memanggil namanya Joker saat acara dimulai. 
Murray mengiyakan permintaan nya tersebut. Namun saat acara berlangsung Arthur bukannya membuat lelucon / menghibur penonton, dia malah mengakui bahwa dirinya lah yang membunuh 3 orang bawahan Thomas Wayne di kereta. 
Sontak membuat semua orang terkejut, dan dia juga bilang bahwa dia membenci Murray karena dengan sembarangan memutar video nya dan sekaligus mempermalukannya.


Dia pun menembak Murray. Semua orang panik dan berhamburan keluar. Arthur pun ditangkap polisi, tapi di perjalanan, mobil tersebut ditabrak oleh mobil lain yang seperti nya dikemudikan oleh para demonstran yang mendukung aksi Arthur.


Di tempat lain, para demonstan pendukung Arthur membunuh Thomas Wayne dan istrinya.


Arthur menari di atas mobil dengan disoraki oleh para pendukungnya, dia melukis senyuman lebar di wajahnya dengan darah.


Setelah itu nampak Arthur sedang berbicara dengan seorang psikiater di penjara. Arthur bilang "Ada sebuah lelucon dikepalaku", "apa kau bisa menceritakannya padaku?" tanya psikiater tersebut. Tapi arthur menjawab "kau tak akan paham"
setelah itu dia menyanyikan lagu Frank Sinatra berjudul "Thats Life"

I said that's life (that's life), and as funny as it may seem
(Seperti kataku itu lah hidup, memang selucu kelihatannya)
Some people get their kicks stompin' on a dream
(Beberapa orang menginjak-injak mimpi orang lain)
But I don't let it, let it get me down
(Tapi aku tidak akan membiar kan itu membuatku hancur)
'cause this fine old world, it keeps spinnin' around
(Karena dunia yang baik ini akan terus berputar)


-END-