Monday, August 24, 2020

大器晚成 (dà qì wǎn chéng) - Bakat Besar Matang Perlahan

 



大器晚成 
(dà qì wǎn chéng)
Bakat Besar Matang Perlahan

Di akhir periode Dinasti Han Timur (25-220), ada seseorang bernama Cui Yan yang gemar bermain olahraga anggar dan sering berlatih seni bela diri. Ia mulai membaca buku-buku seperti buku “The Analects” pada usia 23 ahun. karena ketekunannya itulah ia menjadi orang yang pintar dengan keterampilan seni bela diri yang luar biasa.

Lalu, ia mengabdi kepada Cao Cao, seorang militeris terkenal di Periode Tiga Kerajaan (220-228), Cui Yan memberikan banyak nasihat kepada Cao Cao dan berkontribusi besar dalam keberhasilannya.

Suatu saat, Cao Cao memutuskan untuk menunjuk putra bungsunya Cao Zhi sebagai putra mahkota. Namu Cui Yan berkata, “Kenapa menunjuk pura bungsu, bukankah sudah tradisi kalau putra mahkota itu harus diberikan ke putra pertama” padahal Cao Zhi adalah menantunyaCui Yan, tapi Cui tidak semena-mena membela Cao Zhi. Karena itulah, Cao Cao semakin menghormatinya.

Cui Lin, adik dari Cui Yan, tidak memperoleh prestasi tertentu atau mendapatkan reputasi baik ketika dia masih muda, banyak orang berpikir bahwa dia tidak pandai dan bahkan kerabat dan teman-temannya pun meremehkannya. Namun, Cui Yan sangat mempedulikannya dan berkata kepada semua orang, “Bakat yang hebat membutuhkan waktu untuk menjadi matang. Beri Cui Lin waktu! ”

Hingga kemudian, akhirnya Cui Lin diangkat dan mendapat posisi yang sangat penting oleh Kaisar, yaitu sebagai salah satu menteri di bawah Kaisar Wendi dari Negara Wei (220-265).

Pada intinya, ungkapan ini mengacu pada fakta bahwa untuk memiliki bakat yang hebat memang membutuhkan waktu agar  menjadi matang.




No comments:

Post a Comment