Lu You, adalah seorang penyair patriotik di Dinasti Song Selatan (1127-1279), dengan keras menentang Dinasti Jin (265-420) dan keberatan untuk berkompromi. Namun, para menteri yang tidak sependapat berusaha keras untuk menyingkirkannya, dengan terus mengadu kepada kaisar bahwa Lu You hanya menikmati bunga-bunga sambil menulis puisi sepanjang hari, hanya bermalas-malasan saja. Akibatnya, Lu You diberhentikan dan dipulangkan.
Dengan penuh kecewa, akhirnya Lu You kembali ke kampung halamannya, dan sering memanjakan diri di alam untuk melepaskan kesedihannya.
Pada suatu hari, angin sepoi-sepoi bertiup, matahari bersinar cerah, dan suhunya yang hangat, membuat Lu You ingin bersantai. Setelah berjalan selama lebih dari dua jam, dia mendaki lereng untuk melihat gunung dan perairan, sehingga dapat melihat keseluruhan pemandangan yang indah. Namun, banyak yang menghalangi jalan sehingga dia kesulitan untuk mencapai tujuan. Tetapi karena pemandangan nya bagus, Lu You tetap melanjutkan perjalanan, dia terus berjalan ke dalam hutan. Setelah berjalan mengitari kaki bukit, dia tiba-tiba menemukan tanah pertanian yang luas, dan sebuah desa kecil dengan puluhan rumah yang tersembunyi di balik pohon willow yang rimbun sehingga nampak gelap dan bunga-bunga berwarna cerah disekitarnya, yang membuat desa tersebut seperti dunia yang bebas dari rasa khawatir yang sering diceritakan dalam dongeng. Lu You sangat antusias dan memasuki desa tersebut untuk bersilaturahmi dengan penduduk desa. Penduduk desa juga dengan hangat menjamu Lu You dan menyiapkan jamuan makan untuk menyambutnya. Tradisi rakyat yang sederhana ini sangat menyentuh hati Lu You. Dia terinspirasi untuk menulis puisi berjudul Kunjungan ke Desa di Barat Bukit.
Puisi tersebut berisi dua baris berikut:
"Di mana perbukitan berbelok, aliran angin dan jalan setapak tampaknya berakhir setelah melewati willow berwarna gelap dan bunga-bunga mekar yang terletak di desa lain."
Pepatah ini berasal dari cerita “Kunjungan ke Desa di Sebelah
Barat Bukit” dan memiliki arti “willow hijau yang membentuk bayangan dan bunga yang
bermekaran”
Belakangan, orang sering menggunakan pepatah ini untuk
menggambarkan bahwa suatu peluang bisa terjadi bahkan pada saat krisis.
No comments:
Post a Comment